Misteri Dzulqarnain dan Ya'juj Ma'juj
Konon, inilah lokasi tembok Yakjuj Makjuj |
Beliau bermufakat dengan Perdana Menterinya, Balya ibnu Mulkan (Nabi Khaydir sebelum diangkat menjadi Nabi) agar bersama-sama melakukan perjalanan untuk menemukan sumur air kehidupan itu. Segala sesuatu dipersiapkan, perjalanan dilakukan berdua-duaan tanpa diikuti oleh siapa pun.
Balya ibnu Mulkan menjadi penunjuk jalan. Sebelum perjalanan itu dilakukan, Perdana Menteri berpesan kepada Rajanya, Tuanku, apa pun yang kita temui dalam perjalanan ini janganlah dihiraukan karena hal itu akan menghambat perjalanan kita menuju apa yang kita cari. Perjalanan ternyata cukup panjang dan memakan waktu cukup lama. Bermacam halangan dan rintangan yang dilewati, tidaklah mereka hiraukan. Dari kejauhan, tampaklah jalan lurus gemerlapan, penuh cahaya yang amat indah. Serasa hilang segala penat dan letih setelah menyaksikan keindahan jalanan itu, namun tujuan belum juga kelihatan.
Ternyata jalanan itu dihiasi permata-permata indah sejauh mata memandang. Dzulqornain serta merta mengambil permata-permata itu dengan penuh nafsu. Beliau masukkan ke dalam karung yang beliau panggul sendiri. Balya ibnu Mulkan berkata, Tuanku, perjalanan kita masih jauh. Lebih baik tinggalkan saja semua itu. Dzulqornain menjawab, Tak apalah, permata-permata ini tidak seberapa beratnya.
Perjalanan diteruskan, terlihat Raja Dzul Qornain sudah agak letih. Tambah jauh perjalanan, tambah pula rasa beratnya bawaan. Sering sudah perjalanan terhenti untuk menghilangkan penat. Sedikit demi sedikit, bawaan berupa permata itu terpaksa dilemparkan. Namun apa yang terjadi, belum juga sampai ke tujuan, beliau sudah tidak mampu lagi meneruskan perjalanan itu. Raja Dzul Qornain terpaksa kembali ke kerajaan, sedang Balya ibnu Mulkan meneruskan perjalanan beliau untuk menemukan maaul hayah. Beberapa lama kemudian setelah peristiwa itu, Raja Dzul Qornain meninggal dunia. Sebelum wafatnya, beliau pernah berpesan, Bila sampai akhir hayatku, tolong keluarkan kedua tanganku dari peti mati. Agar rakyatku mengetahui bahwa si Dzul Qornain yang mempunyai kerajaan di Timur dan di Barat, yang memiliki kekayaan berlimpah ruah, ternyata bila sampai ajalnya, hanya dengan tangan kosong melompong, tak ada satu pun yang dapat aku bawa.
Ya'juj dan Ma'juj Dalam Qur'an
Al Qur'an dua kali menyebutkan kata "Ya'juj dan Ma'juj". Pertama, di surat Al Kahfi ayat 94, yang berbunyi: "Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya membuat dinding antara kami dan mereka?"
Kedua, surat Al Anbiya ayat 96-97, berbunyi: "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari Kiamat)... ."
Itulah dua ayat Qur'an yang menyebutkan tentang Ya'juj dan Majuj. Ayat 94 surat Al Kahfi berbicara perihal Ya'juj dan Ma'juj di masa lalu. Tentang sifat mereka yang suka membuat kerusakan di dunia, sampai kemudian Dzulqarnain membuat benteng yang menghalangi mereka, dan mereka tidak mampu bangkit lagi semenjak zaman Dzulqarnain itu, juga zaman-zaman setelahnya. Sementara surat Al Anbiya berbicara dengan jelas tentang Ya'juj dan Ma'juj di masa depan dan perihal kebangkitannya ketika mendekati hari Kiamat.
Kata "dibukakan" atau dalam bahasa Arab "futiha" menurut DR. Shalah Abdul Fatah Al Khalidi penulis buku "Kisah-Kisah Orang Dahulu dalam Qur'an", yaitu diartikan secara makna bukan sebenarnya. Menurutnya, itu merupakan kehendak Allah atas mereka untuk keluar dari negerinya, dan dibiarkannya melakukan kerusakan di atas dunia dan negeri-negeri yang mereka kehendaki. Ini merupakan kebangkitan mereka terbesar dan terakhir sepanjang sejarah, menjelang hari Kiamat.
Kalimat pada ayat surat Al Anbiya yang berbunyi, "dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi." Menunjukkan besarnya kekuatan, jumlah personel yang mereka miliki, dan kerasnya ekspansi yang mereka lakukan...........
Leave a Comment